Kamis, 26 Mei 2016

PIDATO ILMIAH OLEH CHAIRI ANWAR PP MUHAMMADIYAH DALAM WISUDA KE 6 STIEM TUBAN


Chairil Anwar
Wakil Ketua Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2015-2020


Perguruan Tinggi Muhammadiyah Memandu Muhammadiyah Abad Kedua #)

Assalamua’laikum warah matullahi wabarakatuh,

Alhamdulillahirrobbil a’lamin
Wa bihi nastainu a’la umuriddunya wad din
Wassalatu wassalamua’la khotamil anbiyai walmursalin,
Muhammadin waa’laa’lihi wa asyhabihi ajmain
Asyhadu Allah ila ha illallah, waasyhaduannaMuhammadar Rasulullah
Robbi srohli shodri wayassirli a’mri wahlul uqdata min lisani yaf qohu qowli
Amma ba’du,

Yth. Para pejabat Sipil, Polri dan Militer Pemda Kabupaten Tuban, Koordinator Kopertis Wilayah VII, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Propensi Jatim beserta seluruh Ortom dan PDM Kab Tuban, Rektor UM Gresik (PTM Pembina STIEM Tuban), Ketua STIEM Tuban beserta seluruh Pimpinan, Senat STIEM dan Sivitas Akademika STIEM Tuban. Para orang tua wisudawan/wati, wisudawan dan wisudawati yang berbahagia serta para hadirin yang dirahmati Allah Swt.

Hadirin yang saya hormati,
Marilah pada kesempatan yang berbahagia ini kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah subhanahuwataala atas semua karunia yang kita terima terutama karunia kesehatan dan kesempatan hingga  kita dapat berkumpul bersama bersilaturahim dalam rangkaWisuda Sarjana STIE Muhammadiyah Tuban. STIEM Tuban merupakan satu dari 165 Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang insyaAllah akan masih terus berkembang dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat luas khususnya masyarakat Kab Tuban dan Jatim.

Ibu, Bapak dan Hadirin Ysh.
Seperti yang telah kita ketahui bersama perhelatan akbar Muktamar Muhammadiyah 47 yang berlangsung di Makasar tanggal 3-7 Agustus 2015 atau 18-22 Syawal 1436H telah usai dengan hasil alhamdulillah sukses dan terpuji.   
#) disampaikan pada Wisuda STIEM Tuban, 29 Oktober 2015
Tema Muktamar adalah Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan.  Pelaksanaan tiga Muktamar terakhir semuanya berlangsung di kampus PTM yaitu di UMMalang untuk Muktamar 45, di UMYogya untuk Muktamar 46, dan di UM Makasar untuk Muktamar 47. Hal ini menunjukkan bahwa PTM merupakan amal usaha Muhammadiyah yang peranannya makin penting ke depan. 
Dalam kesempatan yang berbahagia ini saya ingin mengingatkan kembali beberapa hal.
Pertama, Muhammadiyah tetap merupakan gerakan keagamaan. Melalui amal usaha Muhammadiyah (AUM) masyarakat seakan mengidentikkan Muhammadiyah dengan lembaga pendidikan (TK hingga PT), rumah sakit, rumah panti sosial dan kegiatan ekonomi. Sejatinya Muhammadiyah adalah gerakan Islam. Hal itu secara jelas tertera dalam Anggaran Dasar pasal 4 ayat 1 yang menyatakan : Muhammadiyah adalah Gerakan Islam, Da’wah Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Tajdid, bersumber dari Al Quran dan As-Sunnah. AUM adalah wahana atau sarana yang kita gunakan bersama untuk menuju cita-cita Muhammadiyah mewujudkan Islam yang mencerahkan menuju Indonesia berkemajuan. Perlu disampaikan bahwa garis gerakan Muhammadiyah adalah Islam moderat yang inklusif yaitu Islam yang menjadi rakhmat bagi semuanya. Dalam sejarahnya guru sekolah-sekolah Muhammadiyah sebagian berasal dari Belanda. Pada saat sekarang beberapa sekolah dan perguruan tinggi seperti yang ada di Papua dan NTT 70% siswa dan mahasiswanya berasal dari kalangan non muslim.
Kedua, sebuah ide pembaharuan yang dikumandangkan dari sebuah kampung kecil Kauman Yogya oleh Kiai Dahlan ternyata melahirkan peradaban besar yang dapat dicatat dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia dan umat Islam. Berawal dari suatu organisasi lokal Yogya sebagaimana izin yang diberikan oleh penjajah saat itu, Muhammadiyah kemudian mekar mengindonesia, bahkan menyentuh negara-negara tetangga. Kesungguhan hati dan pantang menyerah dari sang Kiai kemudian mendapat penghargaan dari masyarakat yang kemudian bersama-sama meneruskan perjuangan dan sekaligus mengembangkan ide Kiai Dahlan. Ide pembaharuan/pencerahan anti kejumudan dengan simbolisasi anti TBC (takhayul bidah khurafat) telah berhasil mendapat tempat di hati masyarakat. Seperti dalam hukum besi sejarah, ide atau organisasi yang dibutuhkan dan mendapat tempat di hati masyarakat akan terus hidup,berlanjut-berkembang, sementara yang tidak diterima masyarakat akan hilang ditelan zaman. Muhammadiyah termasuk yang pertama, terbukti dapat melintasi zaman masih terus berkembang dan sekarang memasuki abad kedua perjalanannya.
Ketiga, kebersamaan dan kemandirian yang berhasil dijalin dalam penyelenggaraan dua Muktamar (Muhammadiyah dan Aisyiyah), kaum priya dan perempuan merupakan gambaran kebersamaan dan keutuhan. Dalam kepengurusan PP Muhammadiyah , Ketua Aisyiah ex officio menjadi salah satu ketua. Kebersamaan juga dijalin antara Muhammadiyah dengan pemerintah dan masyarakat. Di kampung di mana para tamu tinggal, masyarakat setempat memberikan makan gratis kepada para tamu. Sejak Muktamar 45 di Malang yang dipusatkan di kampus UM Malang, Muktamar 46 yang berpusat di kampus UMY, dan Muktamar 47 yang berpusat di kampus UMMakasar sebenarnya merupakan cermin kemandirian. Biaya Muktamar yang cukup besar sebagian besar ditanggung oleh Muhammadiyah. Karenanya ada optimisme bahwa Muhammadiyah merupakan salah satu unsur penting dalam pembentukan masyarakat madani di Indonesia. Pemilihan kampus sebagai pusat kegiatan muktamar merupakan simbol kemajuan, kecerdasan dan kemandirian.
Keempat, Muhammadiyah adalah organisasi yang tumbuh berkembang bersama bangsa. Karena itu antara Muhammadiyah dengan pemerintah memiliki visi yang sama yaitu  mencitakan terbentuknya negara Indonesia yang adil makmur, aman sejahtera dalam lindungan Allah Swt. Bila pada Muktamar 43 di Banda Aceh Presiden Indonesia kedua Soeharto, dengan lepas menyatakan sebagai bibit Muhammadiyah karena pernah mengenyam pendidikan di SMP Muhammadiyah Wonogiri. Hal yang sama juga disampaikan oleh Wapres Boediono yang menyampaikan secara terbuka bahwa beliau pernah belajar di SD Muhammadiyah Blitar, dan merasa senang menjadi bagian dari keluarga besar Muhammadiyah. Pada Muktamar 47, Wakil Presiden pak Jusuf Kalla juga menyatakan bahwa beliau adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Muhammadiyah. Karena itu lembaga pendidikan Muhammadiyah memang diperuntukkan dari Muhammadiyah untuk umat dan bangsa.  

Ibu, Bapak, dan Hadirin Yth.
MembangunPeradaban Islam

Jangkar utama dinul Islam adalah tauhid. Tauhid adalah pengakuan akan keesaan Allah, bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta dan Zat Yang Paling Menentukan di alam semesta ini. Dalam kesempatan  ini dapat disampaikan tiga hal terkait hubungan tauhid dengan peradaban.
Pertama, peradaban Islam yang berkembang hingga saat ini merupakan perwujudan tauhid yaitu dalam upaya melaksanakan perintah Allah serta menafsirkannya dalam bentuk amal usaha sebagaimana yang diserukan dalam Alquran dan sunnah nabi. Selama paro pertama dari 14 abad sejak kelahirannya Islam telah menunjukkan prestasi yang cukup gemilang bersama-sama dengan peradaban yang lain. Bahkan pada awal perkembangannya mulai dari abad 7 s/d 11 masehi atau abad 1 s/d 5 hijriyah Islam telah tampil sebagai pelopor atau trendsetter peradaban. Islam dari awal telah menempatkan fungsi akal secara proporsional. Kata iqra’ tidak hanya melahirkan budaya membaca dalam konteks tulisan dan gambar sehingga budaya tulis menulis menjadi perilaku keseharian umat,namun juga membaca dalampengertian yang lebih luas yaitu membaca alam termasuk manusia di dalamnya.Karena itu ilmuwan Islam telah berhasil menjadi tokoh dalam bidangnya masing-masing jauh mendahului beberapa abad era Pencerahan (aufklarung) Eropa yang dianggap sebagai cikal bakal lahirnya budaya moderen. Kita dapat menyebut Jabir Ibnu Hayyan (penemuAljabar) dan Ibnu Sina (BapakKedokteranModeren) sebagai contoh, di mana nama itu telah melegenda dan menjadi ikon peradaban moderen. Dalam hal ini nampak bahwa Islam bukanlah ajaran yang menghambat perkembangan ilmu apalagi menolak atau bertentangan dengan ilmu. Sangat banyak ayat Al Quran maupun hadis nabi yang mendorong umat Islam untuk mencapai prestasi tinggi dalam ilmu pengetahuan. Salah satu ayat menyebutkan : Niscaya Allah akan menaikkan derajad mereka yang beriman dan berilmu(surat al Mujadilah ayat 11). Ayat tersebut seakan memberikan kedudukan yang sama antara orang yang beriman dan berilmu. Tak terbilang hadis nabi yang juga memberikan perhatian tentang pentingnya ilmu. Salah satu hadis yang kita kutip berbunyi: tuntutlah ilmu mulai dari ayunan hingga liang lahat. Karena itu kejadian yang dialami oleh umat Islam dewasa ini yang terbelakang dalam bidang ilmu dan teknologi bukanlah karena faktor ajaran, melainkan faktor yang menimpa umat Islam sendiri. Muhammad Abduh menyebut kondisi tersebut disebabkan oleh ulah umat  Islam yang menutupi dirinya sendiri.Bukan suatu kebetulan bila Muhammadiyah menjadikan pendidikan, utamanya pendidikan tinggi sebagai salah satu ujung tombak amal usahanya. Karena kampus adalah pelestari, penyebar dan pengembang ilmu pengetahuan.
           
Hadirin yang terhormat,
Kedua, adalah masalah kebersamaan. Alquran menyebutkan agar kita bekerja sama dalam mencapai kebaikan (birrun) dan takwa. Membangun peradaban besar hanya dapat dilakukan melalui kebersamaan. Kampus merupakan salah satu unsur penting dalam membangun peradaban. Dalam lingkungan kampus kerjasama dapat dilakukan antara pimpinan dengan mahasiswa dan karyawan, antara dosen dengan mahasiswa, bahkan juga antara PT dengan masyarakat luas. Inti dari kerjasama adalah saling mempercayai atau dalam bahasa agama khusnudzon.  Tanpa saling percaya akan sangat sukar dihasilkan kesepakatan. Masjid/musolla mempunyai posisi yang strategis dalam pembinaan SDM kampus maupun masyarakat umum, terutama dalam pengembangan etika yang bersumber dari tauhid. Dalam konteks persyarikatan kerjasama yang erat dan saling melengkapi antara PTM, PWM/PDM dan BPH merupakan modal awal yang sangat penting dalam memajukan PTM.

Hadirin yang berbahagia,
Ketiga, adalah pentingnya jiwa keberagamaan (religiusitas) terus dikembangkan. Sejak beberapa tahun terakhir ramai digulirkan istilah spiritual capital (modal spiritual).Yang sering menjadi acuan adalah sosiolog Max Weber dalam bukunya yang sangat terkenal berjudul Etika Protestan. Bahwa kemajuan suatu masyarakat itu dimotivasi oleh agama. Mereka yang menerapkan etika Protestan ternyata lebih maju dibandingkan dengan lainnya. Sebenarnya ketika nabi Muhammad saw menjadi pedagang, beliau telah menerapkan nilai agama seperti jujur, berterus terang, penuh keyakinan, serta berorientasi ke depan  sebagaimana yang disebutkan dalam Alquran bahwa orientasi akhirat lebih baik dari orientasi dunia semata (walal akhirotu khoirullaka minal u’la). Sudah cukup banyak tulisan/buku yang mencoba menggali ajaran nabi terkait kewirausahaan. Karena itulah saat ini  dikenal beberapa indeks untuk mengukur potensi kecerdasan manusia. Diawali dengan IQ (Intellegence Qoutient), disusul dengan EQ (Emotional Quotient ), indeks emosi). Yang terakhir dikenal pula ukuran kecerdasan baru yang disebut dengan Spiritual Quotient (SQ). Ukuran ini sebenarnya merujuk pada hakekat manusia yang tidak hanya terdiri dari sosok fisik (jasad) yang dikaruniai fikiran melainkan secara kodrati manusia adalah mahluk spiritual. Manusia selalu berupaya untuk mencari sesuatu yang ada dibalik yang nampak. Konsep spiritualitas yang paling jelas tentu berasal dari agama. Ingatlah bahwa disebut manusia ketika Allah meniupkan ruhNya ke dalam bayi yang masih dalam rahim sang ibu. Sang Pencipta (Al Khalik), Allah Yang Esa adalah  yang Maha Gaib –Yang Maha Spiritual (alladzina yu’minuna bil ghaibi). SQ ingin menunjukkan bahwa manusia adalah bagian dari yang Maha Gaib. Dalam banyak hal kewibawaan seseorang tercermin dari kecerdasan spiritualnya. Namun karena bidang ini adalah bidang yang rumit memang tidak bisa didekati dengan ilmu yang cenderung bergerak secara linear. Mengungkapkan kembali arti penting kecerdasan spiritual, menunjukkan tentang makin pentingnnya kehidupan beragama bagi manusia abad 21. Menjadi manusia yang utuh adalah dambaan semua orang.Utuh menunjukkan   keterpaduan antara komitmen (niat), usaha (amal), dan pilihan jalan (jihad) yang mesti dilalui (walladzina jahadu fina lanahdiyannakum subulana wainnAllaha la ma’almuhsinin). Dalam konteks inilah sebenarnya dapat diupayakan membangun karakter umat dan bangsa.

Hadirin Yang Berbahagia,
Perkembangan PTM
Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) berawal pada tahun 1960 an. Secara kuantitatif saat ini ada 165 PTM yang berbentuk akademi, sekolah tinggi, institut ataupun universitas. Ada 41 universitas di seluruh Indonesia yang tersebar mulai dari ujung utara barat Universitas Muhammadiyah Banda Aceh ,NAD, kawasan tengah Indonesia Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Ternate, Malut, untuk kawasan timur Universitas Muhammadiyah Sorong di Sorong, Papua Barat, dan kawasan timur selatan Universitas Muhammadiyah Kupang, di Kupang, NTT. PTM yang terbanyak terdapat di pulau Jawa. Jumlah mahasiswa PTM yang tercatat sebanyak 500 ribu atau 10% dari jumlah mahasiswa Indonesia. Universitas Muhammadiyah (UM) dengan jumlah mahasiswa di atas sepuluh ribu orang adalah Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Muhammadiyah Palembang, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Universitas Muhammadiyah Prof Hamka, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
Bidang studi yang ditawarkan PTM sangat bervariasi namun yang selalu ada adalah bidang studi Agama Islam. Saat ini ada 8 Universitas Muhammadiyah yang menyelenggarakan program studi Kedokteran yaitu Medan, Palembang, Jakarta,Yogyakarta, Semarang, Surakarta, Malang, dan Makasar. Jenjang pendidikan yang ditawarkan PTM berupa diploma, S1, S2, dan S3.  Ada 18 PTM yang menyelenggarakan program pascasarjana. Khusus untuk program S3, ada tiga PTM penyelenggara yaitu UMY untuk program studi Agama Islam, UMS untuk prodi Hukum dan UM Malang untuk prodi Sosial Politik dan Pendidikan Islam. Baik program S3 yang di Yogya maupun Malang saat ini sudah melahirkan doktor.
Pengantar singkat di atas sengaja disampaikan untuk menunjukkan bahwa PTM hingga saat ini mengalami perkembangan yang sangat menggembirakan.  Bahkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) kewalahan untuk membatasi minat warga persyarikatan untuk mendirikan PTM di berbagai daerah di tanah air. Secara umum dapat dikatakan bahwa perkembangan PTM cukup baik di tengah keluhan makin banyaknya PTS yang sudah dan akan tutup karena kekurangan mahasiswa. Hingga saat ini belum ada PTM yang melaporkan diri untuk ditutup. Yang ada adalah usaha bergabung terutama yang ada di kota yang sama, tujuannya agar pengelolaannya lebih baik dan efisien. Kondisi demikian dapat terjadi salah satu kuncinya tiada lain adalah karena adanya kepercayaan (trust) masyarakat kepada Muhammadiyah. Seakan kata Muhammadiyah hampir identik dengan pendidikan. Kepercayaan masyarakat tersebut adalah modal terbesar yang dimiliki PTM maupun amal usaha Muhammadiyah lainnya.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Tuban

Majelis Pendidikan Tinggi Litbang menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada pimpinan STIEM Tuban yang telah bekerja keras untuk menghidupkan dan membesarkan PTM di Kab Tuban. Hal ini merupakan wujud pertanggung jawaban pimpinan kepada masyarakat dan pemerintah.  Usaha keras pimpinan  terwujud dengan diakreditasinya semua prodi yang ada serta institusi. Wisuda kali ini yang berhasil mewisuda 52 orang merupakan salah satu buah dari kerja keras.  Kita berharap kerjasama yang bagus antara pimpinan STIEM Tuban dengan persyarikatan (BPH,PDM dan PWM) dengan dibantu oleh UM Gresik sebagai pembina maupun PTM lainnya, akan mempercepat perkembangan dan kemajuan STIEM Tuban ke depan.

Hadirin yang berbahagia,
PTS saat ini memang sedang diuji sejarah. Apakah dapat bertahan dalam guncangan persaingan yang ketat atau ambruk. Untuk PTM, sejauh proyeksi kecenderungan yang ada saat ini insyaAllah akan dapat bertahan bahkan berkembang lebih pesat. Dari segi pengelolaan diharapkan akan terjadi sinergi dan penguatan antara PTM, Persyarikatan Muhammadiyah, Pemerintah, dunia usaha, pihak luar negeri dan masyarakat umum. Sepanjang PTM dapat menjaga amanah atau trust dari masyarakat, kita boleh optimis bahwa PTM akan berhasil mengatasi kesulitan dan tantangan yang ada dalam menggapai misi PTM untuk mencetak sarjana berkualitas yang unggul dan mengabdi kepada Sang Kholik dan masyarakat. Mengingat PT merupakan salah satu institusi penyangga dan pengembang peradaban, tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa PTM akan menjadi kereta penghela utama persyarikatan Muhammadiyah dalam mengawal abad Kedua perjalanannya. Dalam lima tahun terakhir nampak sekali bahwa majelis dikti harus berpatner dengan majelis ataupun lembaga lain di lingkungan PP Muhammadiyah untuk menjalankan program yang diamanahkan muktamar 47 agar menjadi lebih terintegrasi dan makin baik. InsyaAllah.
Akhirnya, saya ingin menyampaikan selamat kepada STIEM Tuban yang telah berhasil mencetak sarjana yang islami dan bertakwa.
Selamat kepada para orang tua/ wali wisudawan/wati khususnya kepada wisudawan/wati yg berhasil lulus pada kesempatan kali ini. Semoga Allah Swt senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada para wisudawan/wati untuk mengamalkan ilmunya di tengah-tengah masyarakat. Amin.

Billahittaufikwalhidayah.
Wassalamualaikumwarohmatullohiwabarokatuh.
Tuban, 29 Oktober 2015 /16 Muharram 1437 H


Chairil Anwar
Wakil Ketua Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2015-2020

0 komentar:

Posting Komentar